Bisa Sebabkan Serangan Jantung, Waspadai Olahraga Berlebihan

Senin, 10 Mei 2021 - 03:03 WIB
loading...
Bisa Sebabkan Serangan...
Foto Ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Secara umum olahraga baik untuk kita, namun olahraga ekstrem bisa berisiko terhadap kesehatan.

Latihan olahraga ekstrem dan perlombaan olahraga ketahanan (endurance) dapat mengakibatkan kerusakan jantung serta gangguan irama jantung . Terlebih jika orang tersebut memiliki faktor genetik.



Dokter Jantung dan Pembuluh Darah dari Heartology Cardiovascular Center dr Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP (K) FIHA, FAsCC mengtakan, pecinta olahraga ekstrem biasanya latihan keras dan memaksa tubuh melewati batas ketahanan normal. Misalnya lari maraton atau bersepada jarak jauh, terus-menerus dalam kurun waktu singkat, dehidrasi, cedera, dan kelelahan berlebihan.

“Ketika jantung dipaksa bekerja keras terus-menerus, jantung akan mengalami perubahan bentuk, misalnya penebalan dinding jantung dan pada beberapa orang akan memperberat terbentuknya jaringan parut jantung,” ujar dr Ario dalam konferensi pers virtual, Sabtu (8/5).

Menurutnya, kelainan otot jantung ini salah satunya bermanifestasi sebagai gangguan irama yang dapat menggangu fungsi jantung. Akibatnya, pecinta olahraga ini terancam risiko henti jantung mendadak atau mati mendadak.

“Kondisi ini bisa dideteksi lebih awal. Bagi pecinta olahraga ekstrem, cek jantung Anda dengan ekokardiografi secara rutin apabila ada riwayat keluarga meninggal mendadak dan apabila terdapat kelainan pada rekam jantung Anda,” terang dr Ario.

Ekokardiografi dapat menunjukkan pergerakan, ukuran dan bentuk jantung, serta seberapa baik bilik dan katup jantung bekerja. Ekokardiografi juga dapat menunjukkan area otot jantung yang tidak memompa secara adekuat karena suplai darah yang buruk atau terdapat suatu cedera akibat serangan jantung sebelumnya.



"Berdasarkan hasil ekokardiografi, dokter dapat menyarankan hal yang perlu dilakukan agar tetap dapat berlatih dengan jantung aman. Tetap berolahraga dan lakukan dengan aman dan terukur," pungkas dr Ario.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2148 seconds (0.1#10.140)